AKU MEMBERIKAN HIDUP KEKAL
Seorang aktor Amerika terkemuka pernah menolak tawaran sutradara Tim Burton untuk menjadi pemain utama film Edward Scissorhands, sebuah film fantasi romantis yang dirilis pada 1990. Aktor tersebut mempertanyakan karakter Edward yang memiliki tangan berjari gunting. Namanya film fantasi, sejatinya itu tidak perlu dipertanyakan. Selain itu aktor tersebut meminta cerita happy ending. Peran Edward lantas dialihkan ke aktor lain. Film itu menangguk popularitas dan balik modal empat kali lipat.
Minggu ini kita diingatkan pada tawaran untuk menjalani peran sebagai umat Allah. Para rasul menghendaki kita untuk percaya pada arahan Yesus, Sang Gembala Baik. Sebagaimana didaraskan dalam Mazmur: Ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya (Mzm. 100: 3). Yesus menyatakan soal “kepemilikan” itu dengan menggambarkan keberadaan-Nya sebagai gembala baik yang mengenal domba-domba-Nya dan menjaga mereka dari musuh yang hendak merebut mereka (Yoh. 10:27-30), apalagi bila kita mengikuti-Nya dengan kerendahan hati.
Paskah memperlihatkan betapa kasih Tuhan kekal abadi, Ia telah mengalami penderitaan, kematian, dan kebangkitan bagi umat-Nya. Meski kita telah mencaci, mengkhianati, dan menyalib-Nya sehingga berlumur darah Yesus, selalu ada kesempatan untuk mencuci jubah dan membuatnya putih kembali agar kelak kita layak menghadap Takhta Ilahi. Kitab Wahyu menyebutkan seekor Anak Domba akan menuntun umat-Nya ke mata air kehidupan dan Allah akan menghapus segala air mata (Why. 7:9.14b-17).
Bacaan Minggu ini memperlihatkan secara runut betapa Allah Bapa yang Maha Kasih itu selalu ada dari awal hingga akhir kehidupan. Misi perutusan bagi kita pun jelas yakni tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Apakah itu berarti tidak ada kendala dan tantangan? Tentu saja ada, tetapi Tuhan itu baik dan memberikan kasih setia untuk kita (Mzm. 100:5), kita hanya perlu percaya akan penyelenggaraan-Nya. Bila menemui kendala dalam tugas perutusan kita seperti yang dialami Paulus dan Barnabas, kebaskan saja debu di kaki. Percayalah, Tuhan menjanjikan hidup kekal jika kita berteguh dalam gembalaan-Nya. (ERK)